Pengembangan wisata Desa Tempuran, Blora

Membangun gedung serbaguna untuk wisata event

Wisata Waduk Tempuran sudah dikenal luas. Menjadi salah satu tempat yang ramai kunjungan, Pemerintahan Desa Tempuran tak ingin sekedar jadi penonton di desanya sendiri yang mendapat kunjungan wisata. Memiliki aset desa yang bisa dimanfaatkan, didirikanlah gedung yang kelak bisa menjadi venue atraksi wisata yang semakin memanjakan pengunjung.

KEMAN seperti tak percaya apa yang dilihatnya. Kepala Desa Tempuran, Kecamatan Blora ini tak habis pikir, mengapa indeks pembangunan desa yang meningkat justru mengurangi pendapatan dari dana desa. Dana desa dari APBN 2022 tiba-tiba turun menjadi Rp800 juta. Padahal tahun sebelumnya, dana desa dari APBN untuk desanya melebihi Rp1,1 miliar.

"Jadinya pembangunan gedung serba guna ini kita hentikan sementara," katanya pada Ahad, 13 November 2022.

Gedung serba guna ini baru berdiri pondasi dan tiangnya. Gedung diberdirikan tak jauh dari waduk, di bawah di jalan naik ke waduk. Di depannya telah selesai pembangunan ruko yang merupakan program desa untuk sentra-sentra penjualan komoditas warga.

"Saya memang mengusulkan agar desa memiliki gedung serba guna yang bisa dimanfaatkan untuk menambah fasilitas kunjungan wisata. Nantinya selain bisa dipakai untuk kegiatan-kegiatan olahraga, bisa dipakai untuk acara-acara seni yang bisa menjadi paket wisata," ujarnya.


Sebelum musim pandemi covid-19, pemerintahan desa ini baru menganggarkan Rp400 juta untuk tahap awal pembangunan.

"Tapi begitu terjadi covid, anggaran desa tekena refocusing untuk membantu mengatasi pandemi. Jadinya belum bisa dilanjutkan," ucapnya.

Ia berharap tahun depan bisa kembali dianggarkan untuk melanjutkan pembangunan gedung ini. "Harapan saya sebelum berakhir masa jabatan saya, ada warisan pembangunan yang bisa saya berikan untuk desa ini, terutama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi desa dari sektor usaha-usaha pariwisata," imbuhnya.

Pertumbuhan ekonomi pariwisata di Desa Tempuran, kata Keman, lebih banyak dinikmati kalangan swasta. Bahkan kalau pun ada pajak restoran yang masuk, mengalirnya tidak ke pemerintahan desa melainkan ke pemerintahan kabupaten. Dengan memiliki aset-aset kepariwisataan sendiri, Pemerintahan Desa Tempuran berharap ada tambahan pendapatan asli desa di sektor pariwisata.

"Kita tidak ingin menjadi penonton lagi. Kami ingin juga ikut bermain dalam menggarap sektor pariwisata yang seharusnya bisa menjadi andalan pertumbuhan ekonomi pedesaan," pungkasnya.

***