Masa pandemi covid-19 telah melumpuhkan ekonomi wisata di Desa Tunjungan di Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora selama 2 tahun. Ditambah destinasi wisata yang tak terawat dan pengorganisasian yang perlu ditata ulang membuat bangkitnya sektor wisata di desa tersebut semakin tertunda. Berharap mulai tahun 2023, desa yang memiliki keunggulan wisata ini dapat kembali menggerakkan pertumbuhan ekonomi di sektor pariwisata.
JALAN menuju pusat kota Kecamatan Tunjungan telah mulus sejak 2021. Jalan yang menghubungkan Jalan Raya Blora-Purwodadi di Maguan dengan pusat kota Kecamatan Tunjungan sejauh 5,4 kilometer telah berbeton semua. Sayangnya, akses jalan yang telah mulus ini belum bisa membangkitkan sektor kepariwisataan yang ada di Desa Tunjungan yang dikenal dengan wisata Waduk Greneng, Kampung Durian, dan Cemoro Pitu.
"Kita selama covid, off (berhenti). (Dengan demikian) kondisi pariwisata kami trennya menurun. Sehingga pada 2020 itu kami sepakat untuk off terlebih dulu, untuk bareng-bareng kita penataan terlebih dulu," kata Christopher Dwi Andana, Sekretaris Desa Tunjungan yang sebelumnya aktif di kegiatan kelompok sadar wisata di desanya.
Penataan yang dimaksud selain penataan obyek wisata, Christopher juga menyebut penataan keorganisasian di kelompok sadar wisata.
"Mulai tahun ini (2022) kita menata mulai dari kelembagaannya, reorganisasi. Kemudian kita juga penataan obyek-obyek wisatanya. Nanti diharapkan di tahun 2023 awal kita sudah bisa mengadakan even kegiatan wisata," sebutnya.
Penataan kelembagaan ini, dikatakan Christopher akan lebih dominan dipegang oleh badan usaha milik desa setempat.
"Badan usaha ini nantinya punya satu unit usaha namanya pariwisata. Jadi kami yang bergerak dengan pariwisata ini nanti ada di bawah bum-des," ujarnya.
Untuk penataan obyek-obyek wisata, Christopher menyebut akan menata Kampung Durian Nglawungan.
"Kami akan menata kembali Kampung Durian Nglawungan untuk kembali memiliki daya tarik wisata. Akan ada camping ground, pasar wisata lokal," katanya seraya menambahkan jika kampung durian ini direncanakan akan mulai dibuka bulan Februari 2023 dengan mengadakan festival durian yang panennya dimungkinkan pada bulan tersebut.
Selain kampung durian, wisata di Desa Tunjungan akan dikembangkan destinasi wisata yang lain, yakni Puncak Greneng.
"Ini lahan milik desa, letaknya di sebelah barat Waduk Greneng. Di sini akan kita kembangkan camping ground juga, selain adanya tempat-tempat untuk swafoto," katanya.
Untuk destinasi Cemoro Pitu, Christopher mengatakan jika destinasi ini sudah diambil oleh lembaga di luar bum-des, yakni lembaga masyarakat desa hutan setempat.
"Karena tempat ini miliknya Perhutani, kita tidak mengelola Cemoro Pitu. Meski demikian ini juga bagian dari desa juga," pungkasnya.
***