Desa wisata di Bangowan, Jiken

Kekurangan modal bikin macet wisata andalan

Desa Bangowan di Kecamatan Jiken yang berjarak tempuh tak lebih 6 kilometer dari Jalan Raya Blora-Cepu, pernah populer dengan wisata alam ketinggian, Bukit Kunci. Dihantam badai pandemi 2 tahun membuat aset wisata buatan di bukit itu tak terawat. Saat pandemi dinyatakan usai dan aman untuk masyarakat menjalani kehidupan sosialnya lagi, pengelola wisata sudah kehabisan modal untuk membuat anyar spot wisata yang ada di kawasan perbukitan. Meski demikian, pemandangan alam dari ketinggian yang jarang bisa dinikmati warga Kabupaten Blora di daerahnya sendiri, masih punya potensi untuk dijual menjadi kunjungan wisata. Bagaimana mereka merawat semangat?

WINARTO tampak sibuk memotong rumput dengan alat bermesin. Ada 3 orang bergantian pada siang itu, termasuk Winarto yang kerja memotong rumput di areal pelataran perbukitan. Sudah dua hari ini mereka bekerja membuat asri kembali kawasan perbukitan yang 3 tahun lalu menjadi tempat favorit berwisata di alam ketinggian. Ada festival desa wisata yang hendak diikuti.

"Jadi kami akan mengikuti festival desa wisata. Kami turun lagi untuk melakukan perawatan tempat ini agar tetap layak dikunjungi orang," kata Ketua Badan Usaha Milik Desa Bangowan, Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora ini.

Tempat yang dirawat Winarto ini dikenal dengan nama Bukit Kunci. Sejak musim pandemi datang dan orang-orang dibatasi akvitasnya, Bukit Kunci yang namanya ngetop pada 2019 mendadak sepi kunjungan. Selama 2 tahun pandemi covid-19 menghantam, praktis tempat-tempat wisata banyak yang tutup. Bukit Kunci yang pernah menjadi tempat tujuan wisata warga Blora ikut tutup. Selama 2 tahun itu pula, banyak aset-aset yang terbuat dari kayu pada lapuk. Salah satu yang pernah dibuat menarik perhatian pengunjung adalah menara yang terbuat dari kayu bambu.

"Selama 2 tahun masa pandemi, banyak aset-aset spot wisata foto tidak terawat dan rusak," kenang Winarto.

Tidak memiliki pemasukan di satu sisi, sementara di sisi lain masih tersedotnya anggaran pemerintahan desa untuk bantuan selama pandemi membuat BUMDes pengelola Bukit Kunci kehabisan modal. Akibatnya, memasuki awal 2022 yang perlahan masa pandemi mulai berakhir, Bukit Kunci belum bisa kembali buka untuk melayani kunjungan wisata.

"Tapi sebetulnya sama sekali tidak kita tutup. Karena tetap ada yang datang, meski hanya satu atau dua keluarga. Ada juga yang sepedahan, ramai-ramai mampir di sini. Tentunya ingin menikmati pemandangan dari ketinggian," jelas Winarto.

Masih menyimpan daya jual pemandangan dari ketinggian, Winarto masih yakin jika prospek wisata di Bukit Kunci masih bisa menjadi andalan wisata di desanya.

"Mudah-mudahan tahun 2023 ada pembiayaan dari dana desa untuk membuka kembali tempat wisata ini," ujarnya.

Pembiayaan desa sangat diharapkan bisa dilakukan. Sebabnya BUMDes yang melibatkan kaum muda desa yang tergabung dalam karang taruna dalam mengurusi tempat wisata tersebut tak memiliki simpanan untuk modal membuat spot-spot wisata foto.

"Kami merencanakan untuk membuat pagoda menggantikan menara yang dulu pernah berdiri di tengah area perbukitan," pungkasnya.

***