Desa Tinapan, Kecamatan Todanan memiliki bebeapa obek wisata potensial. Setidaknya ada obyek-obyek wisata alam, mulai dari wadung, sendang, hingga goa yang bisa diolah untuk menjadi destinasi wisata. Sayangnya, musim pandemi covid-19 yang melanda selama 2 tahun, pengembangan obyek-obyek ini belum bisa dikemas jadi paket desa wisata alam. Berencana melibatkan permodalan dari masyarakat, pemerintahan desa setempat bersama kelompok sadar wisatanya ingin menggarap potensi wisata alam di desa tersebut.
KOMED Abdullah tengah menunjukkan lokasi-lokasi Kawasan Waduk Bentolo yang akan digarap menjadi kawasan wisata. Di kawasan ini sedang dipikirkan untuk dilengkapi fasilitas-fasilitas wisata, seperti water boom, kolam renang, juga rumah makannya. Di kawasan seluas kurang lebih 3 hingga 4 hektar tersebut, juga akan direncanakan untuk dibuat kebun yang akan menjadi tempat agrowisatanya.
Komed adalah salah satu pengurus kelompok sadar wisata di Desa Tinapan. Bersama perangkat pemerintahan desa, Komed aktif menyumbangkan pemikirannya untuk pengembangan desa wisata.
"Di sini dulu ada bangunan tuanya," kata Komed yang menunjukkan tempat di sekelilingnya.
Tempat itu di ketinggian di pinggir waduk. Ketinggian mencapai 25 anak tangga untuk menaikinya. Ada papan nama yang terbuat dari batu berdiri tegak di depan tangga menutup pemandangan di belakangnya. Namun sudah tidak ada tulisannya.
Dari tempat ini, pemandangan ke sekeliling waduk bisa di nikmati. Banyak ganggang yang bisa dijumpai di tengah waduk. Sementara di pinggir waduk, tak sedikit orang yang memancing.
"Kami juga punya pemikiran untuk bikin pemancingan," kata Komed.
Listiyono, Sekretaris Desa Tinapan menyebutkan, dalam diskusi antara kelompok sadar wisata dengan pemerintahan desa disetujui untuk membuat paketan wisata yang kesemuanya berbasis wisata alam.
"Kami punya tempat-tempat yang bisa dijadikan wisata alam. Di kawasan Waduk Bentolo, ada pemandian air panasnya yang keluar dari sumber air belerang. Namanya Sendang Banger," kata Listiyono.
Selain kawasan Waduk Bentolo seluas 3 hingga 4 hektar yang bisa dikembangkan jadi kawasan wisata buatan selain Sendang Banger, di salah satu pedukuhan di desa tersebut juga ada air terjun kendati seringnya bisa dinikmati di musim penghujan.
"Di desa kami juga ada air terjunnya. Setinggi 4 meter, yang terjunnya ke sungai Jomblang. Dikenal dengan nama Water Love. Cuma memang kalau pas kemarau, hampir tidak ada airnya," ujarnya.
Selain Kawasan Waduk Bentolo dan air terjun, di tengah pemukiman penduduk di Desa Tinapan juga ada sendangnya.
"Namanya Sendang Puteri, berjarak 300 meter dari waduk. Saat ini dipakai pemandian, nyuci, dan pengambilan air," kata Listiyono sembari menyebutkan mitosnya, kalau ada perawan tua yang mandi di sendang ini dimudahkan dapat jodohnya.
Secara membangkitkan kesadaran wisata penduduk desa, Listiyono mengaku tidak mengalami kesulitan. Bahkan ia selaku perangkat desa bersama kelompok sadar wisata menggagas permodalan rakyat dalam mengembangkan desa wisata. Warga akan ditawari untuk menanamkan saham lembaga usaha yang akan dikelola bersama bumdes.
"Karena kami tidak ingin jadi penonton bila diserahkan kepada investor," tandasnya.
Untuk aksesbilitas jalan, ia berharap Pemkab Blora atau Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dapat merampungkan perbaikan jalan dari Gagakan ke Tinapan.
"Karena akses jalan ke tempat wisata juga penting untuk mendukung promosi wisata," imbuhnya.
***