Kolam Air Panas Plumpung, Desa Nglobo, Jiken

Daya sedot wisata terapi dan wisata gembira

Salah satu tujuan berwisata adalah bergembira. Tapi bagaimana jika mereka yang melancong selain dapat gembira juga dapat pengobatan sakit fisik yang dideritanya? Inilah salah satu alasan mengapa tempat ini menjadi daya sedot orang mau berkunjung ke tempat ini, Kolam Air Panas Plumpung di Desa Nglobo. Terletak di desa di tengah hutan yang ada di Kecamatan Jiken, kolam air panas ini bisa menjadi paket perjalanan wisata ke Blora.

SUNANDAR menyambut gembira dengan adanya rencana memasukkan Kolam Air Panas Plumpung yang ia kelola dalam paket perjalanan wisata ke Kabupaten Blora. Rencana ini ia sebut datang dari Perhutani. Ada 4 tujuan yang menjadi perjalanan wisata: Lokotour, Gubug Payung, Kolam Air Panas Plumpung, dan Bukit Serut. Empat destinasi wisata ini memang bersinggungan dengan Perhutani yang memiliki lahan hampir separonya luas Kabupaten Blora. Keempatnya ada di lahan tersebut, termasuk kolam air panas yang dikelola oleh LMDH Desa Nglobo.

"Jadi kolam air panas ini ada di bawah LMDH, dan saya dipasrahi sebagai koordinator pengelola," katanya saat dijumpai pekan pertama November 2022.

Sejak dibuka 2 tahun lalu dengan dorongan dari warga Desa Nglobo yang ingin punya destinasi wisata, kolam air panas ini telah menyedot banyak pengunjung. Mereka kebanyakan memang ingin menjalani terapi air panas. Berbeda dengan air panas di Nganget, Jatirogo, Tuban yang bersumber dari mata air yang mengandung belerang, air panas di Plumpung lebih banyak mengandung garam dan minyak yang memiliki kandungan belerang juga. Air ini, kata Sunandar, bersumber dari pengolahan minyak yang dihasilkan sumur-sumur tua yang ada di Desa Nglobo. Air bersumber dari pemisahan minyak yang mengandung air, kemudian disaring sebelum dialirkan ke kolam air panas ini.

"Banyak yang mengalami kecocokan dengan terapi air panas di kolam ini. Bahkan ada yang semula tidak bisa berjalan, ke kolam ini dengan digendong, setelah beberapa kali berendam di kolam air panas ini, sembuh bisa jalan," kata Kusnanda.

Kunjungan ke tempat ini, kata Sunandar, lebih banyak untuk terapi ketimbang wisata gembira. Bahkan rata-rata kebanyakan dari kaum tani yang hendak memulihkan stamina dari pekerjaannya di sawah.

"Jadi yang datang ke sini bukan kalangan wisatawan yang berduit, meski ada juga yang mencari hiburan di sini sehingga kami sediakan tempat hiburan seperti karaoke. Sedangkan anak-anaknya kami buatkan wahana kolam untuk anak-anak," ujarnya.

Wahana kolam untuk anak-anak ini dibuat di lokasi bawah tak jauh dari kolam utama. Ukurannya lebih luas dari kolam utama, dengan panjang 12 meter kali 8 meter. Kolam utama sendiri berukuran tak lebih dari 6 kali 6 meter. Pembuatan wahana kolam untuk anak-anak merupakan pengembangan dari lokasi guna menyediakan pengunjung yang membawa serta anak-anaknya.

"Biaya (pembuatan wahana kolam untuk anak-anak) kami ambilkan dari bank, sejumlah Rp30 juta. Tidak cukup kalau tidak dibantu tenaga dari masyarakat Desa Nglobo yang kerja bakti merampungkan pembuatan wahananya," sebut Sunandar.

Lantaran lebih banyak menyedot kunjungan terapi, pihak pengelola belum memasang tarif kunjungan. Hanya disediakan kotak sukarela yang hasil terkumpulnya tidak mencukupi untuk biaya operasional yang melibatkan 8 tenaga kerja. Beruntung pihak Perhutani sejak dibukanya kolam air panas ini tidak mengikat LMDH untuk memberikan hasil pendapatan dari pengelolaan kolam tersebut.

"Sebagian biaya operasional seperti listrik juga didukung pihak Pertamina," kata Sunandar.

Dengan produk destinasi yang unik dan berbeda ini, Kolam Air Panas Plumpung bisa menjadi andalan wisata Kabupaten Blora.

***