Bendungan Randugunting yang merupakan satu dari sekian banyak Proyek Strategis Nasional diresmikan Presiden Joko Widodo pada awal tahun 2022. Bendungan yang terletak di Desa Kalinanas, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora ini memiliki potensi kunjungan berwisata menikmati pemandangan mirip danau. Pengembangan potensi wisata di bendungan ini baru bisa dilakukan usai serah terima proyek dari kontraktor kepada pemangku kebijakan, dalam hal dari PT Wijaya Kusuma sebagai kontraktor kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana. Kabarnya serah terima ini pada Maret 2023.
SEJUMLAH petugas lapangan berseragam rompi warna kuning berbaju lengan panjang warna biru tampak sibuk di kawasan perkantoran di balik perbukitan yang menjadi dinding bendungan. Kawasan perkantoran ini adalah kantor BBWS Pemali Juana yang khusus mengurusi Bendungan Randugunting yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada Januari 2022. Balai besar ini di bawah Direktorat Jenderal Sumber Daya Air di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Petugas berseragam yang sedang melakukan pengukuran ini merupakan pegawai BBWS Pemali Juana.
"Jadi mereka itu pegawai dari BBWS Pemali Juana," kata Hardi, Humas PT Wijaya Karya (Wika), perusahaan konstruksi milik negara.
PT Wika yang mengerjakan proyek pembangunan bendungan sejak 2018 hingga selesai awal 2022, dengan nilai proyek hampir Rp1 trliun. Saat kami kunjungi pada November 2022, keberadaan PT Wika masih menjadi penanggungjawab Bendungan Randugunting.
"Masa pemeliharaan hingga Maret 2023, saat itulah nanti kami serahkan kepada BBWS Pemali Juana sebagai perwakilan keberadaan pemerintah dalam mengurusi bendungan ini," ujar Hardi.
Setelah diserahkan kepada BBWS, Hardi mengatakan, potensi pengembangan kepariwisataan bendungan ini baru bisa dikerjakan. Bentuknya bagaimana nanti, akan tergantung pada BBWS Pemali Juana.
"Diarahkan untuk pokdarwisnya, kelompok sadar wisatanya. Bisa dua desa yang memanfaatkannya, Desa Kalinanas dan Desa Gaplokan," kata Hardi.
Dinas Pemuda Olahraga Budaya Pariwisata Kabupaten Blora, kata Hardi, juga telah menyampaikan ihwal potensi wisata yang bisa dikembangkan dari keberadaan bendungan ini. "Nanti setelah Maret 2023 kita serahkan, potensi wisatanya baru bisa dikerjakan," katanya.
Sejak diresmikan, banyak kunjungan untuk sekedar melihat-lihat datang dari berbagai tempat. Kaum muda Desa Kalinanas sendiri memanfaatkannya dengan memungut biaya masuk parkir Rp5.000 untuk kendaraan roda 4, dan Rp2.000 untuk sepeda motor. Sedangkan di dalam, sebagian warga yang mengambil pekerjaan warungan menempati tenda-tenda.
"Di dalam sendiri, kami menata taman yang bisa memanjakan mata," pungkas Hardi.
***